Rabu, 30 September 2009

Gambar Porno, Bikin Otak Pria Terhenti Sesaat?



JIKA pria berpikir "mengintip" gambar wanita semi bugil untuk beberapa menit dapat membuka hari menjadi indah. Sebaiknya Anda berpikir ulang. Sebab, hasil scan otak yang diperoleh dari penelitian terkini melaporkan, melihat gambar wanita berpose sensual dapat membuat kinerja otak pria terhenti sesaat. Nah lho!

Rasa empati pada orang lain dapat berkurang bila Anda sering "menikmati" keindahan visual lewat gambar porno. Tentu saja bukan tanpa sebab, Princeton University melakukan survei dengan membagikan kuesioner kepada partisipan mengenai kegemaran mereka "mengonsumsi" gambar-gambar wanita berpose "liar".

Partisipan diminta mengisi kuesioner untuk mentaksir pikiran mereka perihal gambar porno. Partisipan yang menjawab dengan nilai tinggi, ternyata memiliki sifat kurang berempati dengan sekitarnya. Hasil ini ditemukan di area seputar otak mereka.

Para peneliti dari Princeton University menyarankan untuk melihat gambar wanita bertubuh sehat, daripada model dengan balutan bikini. Sebab, Mr P Anda juga dengan mudah bisa "gusar", atau malah, Anda dapat merasa pusing dengan hebatnya karena hasrat Mr P yang meledak-ledak.(nsa)

ORANG ALIM



Berdasarkan dalil-dalil Qur’an dan Sunnah sangatlah jelas bahwa menjadi orang yang alim, muballigh dan pejuang yang konsisten dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya bahkan selalu berusaha untuk meningkatkan professionalismenya, pasti akan mendapatkan kebarokahan dalam hidupnya. Dengan menjadi orang yang alim, muballigh dan pejuang akan lebih terjaga keimanannya dan Alloh juga akan memberikan kehormatan, kemuliaan dan ketinggian derajat dunia dan akhirot bahkan sumerambah kepada keluarga terutama kedua orang tua dan rohmat bagi umat. Marilah kita hayati dan renungkan lagi dalil-dalil berikut ini:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ أمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ* سورة المجادلة 11
Alloh akan mengangkat derajatnya orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang yang diberi ilmu sampai beberapa derajat dan Alloh maha waspada terhadap apa yang kalian amalkan.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .... الحديث*
Sebaik-baik kalian semua adalah orang yang belajar Al-qur’an dan mengajarkannya….
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَالأَخَرُ يَحْتَرِفُ فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ* رواه الترمذى
Dari Anas bin Malik Ia berkata : ada dua orang bersaudara pada zaman Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam, salah satunya datang (mengaji) kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam, sedangkan yang lain bekerja. Maka yang bekerja itu melaporkan tentang saudaranya kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam, maka Nabi bersabda, “Barang kali kamu diberi rizqi (oleh Alloh) lantaran saudaramu.”
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُوْرٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُوْلاَنِ : بِمَا كُسِيْنَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ. هذا حديث صحيح على شرط مسلم، ولم يخرجاه*رواه الحاكم فى المستدرك
Barang siapa yang membaca Al-qur’an dan mengajarkannya dan mengamalkannya maka pada hari qiyamat akan diberi mahkota yang terangnya seperti sinar matahari dan kedua orang tuanya akan diberi pakaian dua sutra yang dunia tidak akan bisa memberi harga, maka berkata keduanya : sebab apa kami doberi pakaian, maka dikatakan : sebab penguasaan anakmu terhadap Al-qur’an.
يُبْعَثُ الْعَالِمُ وَاْلعَابِدُ فَيُقَالُ لِلْعَابِدِ ادْخُلِ الْجَنَّةَ وَيُقَالُ لِلْعَالِمِ اثْبُتْ حَتَّى تَشْفَعَ لِلنَّاسِ بِمَا أَحْسَنْتَ أَدَبَهُمْ* رواه البيهقى في شعب الإيمان
Akan dibangkitkan orang yang alim dan orang yang ibadah (di hari qiyamat), kemudian dikatakan pada orang yang ibadah : masuklah kamu ke surga, dan dikatakan pada orang yang alim : diamlah sehingga kamu mensyafa’ati pada manusian sebab kamu telah memperbaiki budi pekerti mereka.
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَعَالِمٌ وَاحِدٌ اشْتَدَّ عَلَى إِبْلِيْسَ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ ِلأَنَّ الْعَابِدَ لِنَفْسِهِ وْالعَالِمَ لِغَيْرِهِ* رواه ابن النجار عن ابن مسعود
Demi Dzat yang menguasai diri Muhammad, niscaya orang yang alim itu lebih berat (menggodanya) bagi iblis daripada seribu orang yang beribadah (tidak alim) karena sesungguhnya orang yang beribadah hanya manfaat untuk dirinya, sedangkan orang yang alim bisa memberi manfaat pada orang lain.
Juga tidak salah bila sebuah motifasi dengan mengungkapkan fenomena kehidupan berdasarkan fakta dan realita tentang kehidupan para muballigh yang sukses dalam banyak hal.
Dengan adanya salah satu program kerja LDII, yaitu mengembangkan dan mengajarkan ilmu-ilmu agama di pondok-pondok dan pesantren-pesantren LDII, maka muncullah mubaligh-mubaligh yang berguna untuk menyampaikan ilmu-ilmu agama untuk masa selanjutnya. Kita semua tahu bahwa di zaman sekarang ini betapa kerasnya kehidupan, betapa ketatnya persaingan, betapa sulitnya seseorang mencari jati diri yang sesungguhnya, sehingga terkadang membuat anak-anak negeri ini menjerit dan akhirnya terdiam dalam keputus asaan. Keinginan untuk sekolah terkendala, keinginan untuk bekerja terhalang, keinginan untuk meraih kesuksesan masa depan hidupnya hanya dalam bayang-bayang, namun kita dan anak-anak kita masih bisa melihat secercah cahaya kehidupan dan seberkas sinar terang guna meraih cita-cita kita dan anak-anak kita. Menjadi soeorang muballigh memang seharusnya bukanlah merupakan alternatif terakhir di tengah-tengah kegalauan dan kehampaan hidupnya, namun ini adalah sebagai jalan keluar dan kemudahan-kemudahan yang Alloh janjikan sebagai wujud dan bentuk rohmat dan pertolongan-Nya bagi hamba yang beriman yang selalu menomorsatukan dan mengutamakan urusan ibadah dan perjuangan.

Fakta dan realita menunjukan bahwa dengan adanya pencetakan muballigh kebarokahannya sangat bisa dirasakan warga LDII khususnya, dan umat Islam pada umumnya. Sebagai contoh beberapa anak yang putus sekolah dan juga belum bekerja setelah menjadi muballigh dan mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya banyak yang bisa melanjutkan studinya dan mendapat pekerjaan yang layak kemudian bisa menikah.
Demikian pula anak-anak perempuan muslim setelah berhasil menjadi muballighot dan dan mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya seringkali bisa mendapatkan pekerjaan dan menikah di tempat dia mengajarkan ilmu agamanya tersebut.. Dan juga bagi orang tua, dengan anaknya menjadi seorang muballigh dan semangat dalam perjuangan, insya Alloh akan menambah kehormatan, kemuliaan dan kewibawaannya di mata masyarakat pada umumnya. Bahkan anak kampung (ndeso) yang berpendidikan rendah (dalam istilah : SDTT) bisa menjadi gurune jagad dengan mengajarkan ilmunya kepada para pejabat dan orang-orang terhormat baik di dalam negeri maupun manca Negara.

Merupakan fakta dan realita pula bahwa perkembangan LDII yang pesat dan secara perorangan banyak orang-orang yang dulunya bodoh terhadap ilmu agama menjadi alim dan faham, yang dulunya ahli maksiat menjadi ahli ibadah dan yang jelas dulunya berada di tepi jurang neraka bisa terselamatkan. Ini semua adalah merupakan pertolongan Alloh dan takdir Alloh yang terbaik bagi umat lantaran perjuangan, pengabdian dan pengorbanan para muballigh.

Selasa, 29 September 2009

KIAT-KIAT

KIAT-KIAT DISAYANG ISTRI
1. Berhiaslah untuk isteri anda sebagaimana anda senang apabila ia berhias untuk anda.
2. Merayu isteri dan mencandainya.
3. Mempergaulinya dengan lemah lembut dan kasih sayang.
4. Penuhi kesenangannya untuk berbicara dan bercakap-cakap (bercengkrama).
6. Panggillah isteri dan nama kesukaannya.
7. Jauhilah sikap emosional dan tempramental.
8. Berilah isteri anda rasa aman dan tenang.
9. Membuatnya gembira dengan pemberian yang mengejutkan.
10. Masuklah ke dalam rumah dengan wajah berseri-seri dan tersenyum.
11. Berlemahlembutlah dalam berbicara.
12. Bicarakanlah sesuatu yang menyenangkannya.
13. Memujinya di hadapan keluarga anda dan keluarganya.
14. Menghargai penampilannya.
15. Berikanlah hadiah (romantis) semisal bunga atau selainnya sebagai penguat cinta diantara keduanya.
16. Hilangkanlah kejenuhan rutinitas sehari-hari dengan bertamasya (rihlah) atau selainnya.
17. Terimalah kekurangan-kekurangannya karena tidak ada manusia yang sempurna.
18. Jagalah diri dari perkara-perkara sepele yang dapat bertumpuk menjadi masalah besar.
19. Bantulah isteri anda dalam urusan-urusan rumah tangga.
20. Jangan kikir dengan perasaan anda. Ekspresikan perasaan anda kepadanya dengan kelembutan dan kejujuran.
21. Hargai akal dan buah pemikirannya.
22. Selalulah berbaik sangka kepada dirinya.
23. Bangkitkanlah perasaannya bahwa ia adalah wanita yang ideal bagi anda.
24. Bantulah ia meningkatkan kemampuannya.
25. Jagalah perasaannya terutama di saat haidh dan hamil.
26. Bantulah dirinya di dalam mengurusi anak-anak.
27. Hormati keluarganya, berbuat baik kepada mereka dan tidak melarangnya untuk mengunjungi keluarganya.
28. Makan bersama di rumah atau tempat lain yang tenang dan aman dari fitnah
29. Berikan pujian dan sanjungan kepada dirinya.
30. Jagalah rahasianya dan janganlah menyebarkannya.
31. Jagalah hak-haknya dan janganlah menyia-nyiakannya.
32. Berbuat adillah kepada dirinya.
33. Perlakukanlah dirinya dengan baik dan lemah lembut.
34. Bersikaplah realistis dan jadikanlah dirinya sebagai isteri yang ideal bagi anda.
35. Bekerja sama dengannya di dalam ketaatan kepada Alloh.
36. Janganlah anda terlalu sering meninggalkan dirinya dan rumah.
37. Yang lalu biarlah berlalu dan jangan suka mengungkit-ungkit kesalahan yang telah berlalu.
38. Jangan memberikan peluang kepada orang lain untuk mencampuri urusan rumah tangga anda.
39. Jauhi motivasi yang buruk tatkala menikah.
40. Jagalah kesehatannya secara intensif.
41. Ajaklah isteri anda ke dalam kebahagiaan anda.
42. Kirimlah surat kepadanya apabila anda jauh darinya.
43. Jelas dan tidak tergesa-gesa apabila anda meminta sesuatu padanya sehingga dia faham dan tidak bingung dengan apa yang anda inginkan.
44. Maklumilah kecemburuannya dan maafkanlah.
45. Bantulah dirinya di dalam menghadapi persoalan-persoalan yang menyusahkan dan membosankan.
46. Ikutilah petunjuk Islam ketika isteri anda berpaling.
47. Jangan menganggap diri anda selalu benar.
48. Mengikuti petunjuk Islam tatkala melakukan hubungan intim.
49. Tidak mendatangi isteri dari dubur atau tatkala haidh.
50. Menjaganya dari pandangan-pandangan jahat manusia.
51. Memberinya anggaran khusus selain biaya hidup sehari-hari.
52. Nikmatilah nikmatnya lupa terutama yang berkaitan dengan musibahmusibah yang menyedihkan, kesalahan-kesalahan dan perilaku isteri di masa lalu.
53. Janganlah anda menunggu-nunggu mukjizat, karena isteri anda adalah unik dengan karakternya dan janganlah anda memaksanya berubah sekehendak anda.
54. Terimalah dirinya apa adanya, tutuplah mata dari kelemahankelemahannya dan ukalah mata dari kelebihan-kelebihannya. Insya Alloh isteri anda akan semakin mencintai anda.

KIAT HATI BIAR TIDAK KERAS

Agar hati yang keras menjadi lembut
Disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim di dalam al-Wabil as-Shayyib [hal.99] bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang berkata kepada Hasan al-Bashri, “Wahai Abu Sa’id! Aku mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka Beliau menjawab, “Lembutkanlah hatimu dengan berdzikir.”
Sebab-sebab agar hati menjadi lembut dan mudah menangis karena Allah antara lain :
Mengenal Allah melalui nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya
* Membaca al-Qur’an dan merenungi kandungan maknanya
* Banyak berdzikir kepada Allah
* Memperbanyak ketaatan
* Mengingat kematian, menyaksikan orang yang sedang di ambang kematian atau melihat jenazah orang
* Mengkonsumsi makanan yang halal
* Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat
* Sering mendengarkan nasehat
* Mengingat kengerian hari kiamat, sedikitnya bekal kita dan merasa takut kepada Allah
* Meneteskan air mata ketika berziarah kubur
* Mengambil pelajaran dari kejadian di dunia seperti melihat api lalu teringat akan neraka
* Berdoa
* Memaksa diri agar bisa menangis di kala sendiri
[diringkas dari al-Buka' min Khas-yatillah, hal. 18-33 karya Ihsan bin Muhammad al-'Utaibi]